Notification

×

Iklan

Iklan

Bahlil Ungkap Alasan Pemerintah Beri Diskon Tarif Listrik 50% , rangka agar tidak shock menerima kenaikan PPN 12 %

| 12/21/2024 06:28:00 AM WIB Last Updated 2024-12-20T23:28:55Z

 








Ambon Maluku - mediatitikkarya.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka suara, alasan pemerintah memberikan diskon untuk tarif listrik sebesar 50% dalam dua bulan atau Januari-Februari 2025. Hal itu dikatakan Bahlil, pada saat kunjungan.



Ia menyatakan, diskon tarif listrik 50% itu untuk pelanggan listrik di bawah 2.200 Volt Amphere (VA), sebagai stimulus bantalan ketika Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, khususnya untuk barang-barang yang dikategorikan mewah.


"Jadi itu hanya untuk 2 bulan, dalam rangka agar tidak shock menerima kenaikan PPN," ungkapnya usai peninjauan Pembangkit Listrik Terapung BMPP 1 Nusantara, di Ambon, Maluku, Rabu (18/12/2024).



Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pelanggan yang akan mendapatkan diskon tarif listrik 50% adalah pelanggan dengan daya listrik 2.200 Volt Amphere (VA) ke bawah.


Adapun jumlah pelanggan yang menerima diskon tarif listrik 50% mencapai 81,4 juta pelanggan Rumah Tangga (RT) dari total 84 juta pelanggan PLN.


Diantaranya: 24,6 juta pelanggan dengan daya listrik 450 VA, kemudian 38 juta pelanggan 900 VA, lalu 14,1 juta pelanggan 1.300 VA dan 4,6 juta pelanggan 2.200 VA.


"Ini menyasar 97% pelanggan, diskon 50% pada bulan Januari-Februari 2025. Ini berkah untuk daya beli masyarakat, kami siap menjalankan berkah ini tentunya untuk pelanggan pra bayar kami, misalnya beli Rp 100 ribu bisa jadi separuhnya," tegas Darmawan dalam Konferensi Pers: Paket Stimulus Ekonomi Untuk Kesejahteraan Masyarakat, dikutip Selasa (17/12/2024).


Dia menyebutkan, kelak diskon tarif listrik 50% ini akan berlaku secara otomatis pada saat pembelian token listrik atau listrik pasca bayar.


Darmawan mencontohkan, untuk pelanggan yang pra bayar, secara otomatis akan langsung menyesuaikan. Misalnya, jika pembelian pulsa (token) yang tadinya Rp 100.000 misalnya untuk KWH tertentu, hanya tinggal membayar Rp 50.000. "Hanya menjadi separuhnya," tegas Darmawan.


RED 

×
Berita Terbaru Update